Jumat, 02 Februari 2024

Amazing Umroh Plus Turki

 

Bila saya ditanya tempat mana  yang paling berkesan yang pernah dikunjungi, agak susah juga untuk menjawabnya. Mengapa? Karena bagi saya di setiap tempat pasti ada saja titik-titik yang menarik. Semua tergantung bagaimana kita menikmatinya.

Namun demikian sebagai muslimah saya akan menyebut bahwa dua kota suci Makkah dan Madinah sungguh mengaduk-aduk hati dan perasaan saya. Selain berkunjung dan mendapatkan pahala setiap sudut tempatnya memberikan kenangan tersendiri. Hingga saat umroh berakhir dan saya harus pergi ada rindu yang tertinggal di sana. Rindu untuk selalu bisa berkunjung ke sana, lagi dan lagi.

Beberapa saat lalu dengan izin Allah SWT saya dapat berkunjung ke Mekah dan Madinah sekaligus ke Turki dalam rangka melaksanakan ibadah umroh paket 16 hari plus Turki.

Begitu tiba di Bandara Internasional  King Abdul Aziz, Jedah hati ini membuncah. Saya hanya bisa mengucap syukur kepada Allah SWT bahwa akhirnya saya bisa menjejakkan kaki di satu bagian bumi Allah yang lain di dunia ini.

Mata saya nyalang menatap semua sudut dan bagian dari bandara. Maklumlah sejak kunjungan terakhir  saya ke Queensland tahun 2005 belum pernah sekalipun saya mengunjungi negara lain. Pun naik pesawat. Jadi pengalaman kali ini benar-benar menjadi pengalaman pertama yang berulang. Kayak sejarah aja dong.

Kami pun mengikuti ke mana saja Tour Leader kami melangkah. Tentu karena kami takut nyasar. Bisa berabe kan. Meski lelah menggelayut setelah 9 jam penerbangan dari Jakarta ke Jedah kami pun terus melangkah. Tempat yang kami tuju adalah ruang imigrasi. Antrian mengular menunggu untuk dilayani. Namun lelah saya terobati. Masya Allah tabarakallah dzikir bibir saya. 

Di hadapan saya Abang-abang ganteng tampak sibuk memeriksa paspor. Hingga akhirnya tiba giliran saya. Jantung ini serasa berhenti berdegub. Saya berusaha menenangkan diri saat Abang itu meminta saya menatap kamera. Dan setelah semua beres Abang itu lalu mengembalikan paspor saya. Seketika saya latah menjawab "Thank you" sembari berlalu. Meski tanpa senyum hati ini tetap meleleh. Ah gantengnya, bisik lirih hati saya.

Saya menerawang ke masa lalu. Mengingat Rasulullah yang lahir 1.400 tahun yang lalu. Saya menerka-nerka pastilah Rosululah Muhammad Saw memiliki ketampanan yang sungguh luar biasa. Kalau generasi yang hidup pada hari ini saja begitu tampannya bagaimana dengan Rosululah? Tak terasa air mata ini menitik. Seketika ada rasa ingin berjumpa dengan Rosululah. Sanggupkah netra ini menatap Beliau yang tak hanya tampan rupa tetapi juga akhlaknya. Atau saya bakal pingsan karena tak kuasa menatap ketampanan Beliau. Ah, saya sungguh mengada-ada.

Saya menepis ketakwarasan pikiran saya begitu bus yang akan membawa kami ke kota Madinah mulai berjalan. Setengah perjalanan saya menikmati pemandangan bebatuan tandus di kiri kanan saya. Tak berapa lama saya tertidur pulas. Mata masih susah melek saat TL membangunkan kami untuk solat jamak Magrib dan Isya di Rest Area. 

Dini hari kami tiba di Madinah. Saya jet lag. Mata tak bisa terpejam hingga saya putuskan untuk pergi menuju Masjid Nabawi. Sampai di pelataran pusinglah saya kira-kira jamaah perempuan masuk di pintu berapa begitu pikir saya. Saya pun menghubungi TL dan baru paham ternyata pintu  bagi jamaah perempuan adalah pintu 16, 17, 18 yang terdekat dengan gerbang dari hotel saya.

Hawa hangat dan percikan air yang keluar dari blower di pelataran Masjid Nabawi sungguh menyejukkan. Sujud dan pinta seakan tak ingin purna. Ditambah merpati yang berhamburan kala kami berjalan kembali ke penginapan saat mentari mulai menyingsing. Sungguh bahagia hakiki begitu terasa. Begitu pun saat berkunjung ke Masjid Quba. Janji Allah bagi siapapun yang solat 2 rakaat di Masjid Quba akan diberikan pahala setara dengan pahala umroh membuat saya tak mau melewatkan kesempatan ini.

Kunjungan di kota Madinah berakhir di pengambilan miqot. Artinya umroh sudah dimulai seiring mata yang sembab bercucuran air mata saat talbiyah dilantunkan. Pun saat mata ini menatap Ka'bah, dan segala rangkaian ibadah umroh. Segala doa dipanjatkan termasuk doa titipan dari teman, kerabat, sahabat serta handai taulan. Semua percaya doa di tanah suci mustajab. 

Turki adalah destinasi berikutnya. Sejarah kejayaan Islam diperlihatkan di sini. Masjid dan Makam Abu Ayub Al Anshari di kota Istambul menjadi saksi. Tak hanya itu Kota kuno Hierapolis  yang merupakan peninggalan zaman Romawi kuno sungguh membuat saya terpana. 

Ada satu pemandangan yang menarik hati saya. Toilet berjejer 10 bila saya tidak keliru menghitung. Menurut penuturan pemandu wisata toilet ini pada zamannya digunakan selain untuk buang hajat juga untuk ngerumpi. Ada-ada saja BAB sembari gibahin orang. Apa gak bau pasti begitu pikiran kita.

Ke Turki kurang afdol bila tidak mengunjungi Cappadocia. Tempat yang viral seviral kisah mas Aris dan Kinan di Layangan Putus, "Cappadocia is my dream. Not hers."  Tentu karena sensasi naik balon udara. Namun bila budget kita cupet ada alternatif lain yaitu dengan Jeep. Dari ketinggian 1000 meter kita dapat menikmati pemandangan bangunan bebatuan sambil menikmati keindahan matahari terbit.

Masih ada destinasi lain yang sayang untuk dilewatkan. Sebut saja Pamukkale dan Bosphorus Cruise. Dan yang pasti kulinernya asyik untuk diet. Tidak ada menu goreng-gorengan artinya menunya sungguh menyehatkan dan bikin langsing. Tapi jangan tanya soal harga barang-barang di sana ya meski kurs nya terpaut 600 rupiah saja dari mata uang kita harga yang dipatok selangit. 

Tapi gak pa pa sensasi Turkish Delight atau es krim nya benar-benar menggoyang lidah. Satu lagi ni buat emak-emak yang hobi skin care di sini surganya. Bukan karena produk kosmetik tertentu tetapi skin care dari minyak zaitun.

0 komentar:

Posting Komentar